Rocky Gerung Menapikkan Prinsip Demokrasi Komunikasi

Penulis : Emrus Sihombing, Komunikolog Indonesia
Prinsip dasar demokrasi, kesetaraan di semua kehidupan sosial, tentu tak terkecuali bidang komunikasi. Karena itu, kesetaraan penggunaan simbol dan atau diksi yang dilontarkan ke ruang publik mutlak harus diindahkan oleh siapapun kepada siapapun.
Jika disimak ucapan Rocky Gerung yang dimuat pada link https://youtu.be/clkiGydUNm0, sebagai salah satu contoh dari banyak sekali yang ia kemukakan di ruang publik, sangat jauh dari prinsip kesetaraan sebagai prinsip dasar demokrasi komunikasi. Disadari atau tidak olehnya, Rocky Gerung telah menapikkan prinsip demokrasi komunikasi itu sendiri.
Untuk "menyebunyikan" pilihan diksi dan makna yang tidak demokratis itu, menurut hemat saya, Rocky Gerung acapkali menggunakan pemikiran kuantitatif (mekanistis) dan kualitatif (prosessual) silih berganti sebagai tindakan pembenaran kepentinganya di ruang publik. Tentu, tujuannya membentuk opini publik yang menguntungkan dirinya, kelompoknya dan kepentingan di belakangnya.
Jika kepentingannya dapat terwujud dengan pemikiran mekanistis ia menggunakannya secara maksimal. Sebaliknya, pemikiran prosessual ia optimalkan bila menguntungkan agendanya. Dua pemikiran tersebut dimanfaatkan secara manipulatif sebagai tindakan membenarkan pandangan dan atau kritiknya.
Jadi, Rocky Gerung menurut hemat saya, lebih cenderung sebagai sosok pembenaran daripada menggali kebenaran untuk melahirkan solusi. Ia menggunakan akal sehat yang belum tentu benar dan juga belum tentu diproduksi dengan sehat akal.
Komentar