Oleh : M. Syarifuddin, S.Pd.I

Tidak menjadi sebuah rahasia lagi bagi anak – anak sekolah yang memang bertempat tinggal di daerah pedesaan sungguh sulit untuk melakukan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) yang layak seperti yang telah diperoleh dan dirasakan oleh anak – anak sekolah secara umum terutama yang berada di kawasan perkotaan.

Selain kesulitan mendapatkan perangkat penunjang pembelajaran daring, mereka juga seringkali sulit untuk mendapatkan akses internet atau signal yang kuat dalam menunjang proses pembelajaran dan aksesibilitas virtual di dunia maya tersebut.

Bahkan pembelajaran yang mereka peroleh seringkali hanya sebatas mengambil kertas catatan dan rangkuman dari sebuah materi pembelajaran yang berisikan penjelasan serta soal – soal yang mesti dikerjakan setelah membaca dan memahami pemaparan secara tertulis tersebut sebagai pemenuhan aspek pemberian materi dan evaluasi materi ajar yang digunakan untuk mendapatkan nilai belajar.

Hal ini memberikan pengaruh kepada mereka sehingga banyak yang ketinggalan jaman dan lebih cenderung tidak dapat mengikuti arus globalisasi dalam bidang pendidikan dan pembelajaran seperti pembelajaran daring saat ini, tidak hanya sampai disitu saja, anak – anak sekolah di daerah pedesaan masih banyak yang tidak memiliki alat komunikasi seperti handphone yang mendukung dengan spesifikasi sistem berbasis android ataupun iOS yang menjadi salah satu trend dan perkembangan jaman modern ini.

Berdasarkan permasalahan yang ada pada anak – anak sekolah yang berada di kawasan pedesaan pada saat sekarang ini, kesulitan mendapatkan pendidikan dan pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi di dalamnya menjadi sebuah pekerjaan rumah di era industry 4.0 ini bagi masyarakat dan terkhusus bagi pemerintah baik daerah maupun pusat.

Seyogianya anak – anak sekolah ini akan menjalani pembelajaran dalam kurun waktu yang belum dapat dipastikan terkait kondisi pandemic covid 19 ini, berapa lama dan sampai kapan.