Biadap..!!!, Kepala SDN Buluh Telang Paksa Muridnya Oral Sex.

Foto : AF siswa Kelas tiga saat memberikan keterangan di unit PPA Polres Langkat,Kamis 18/9/2018.

halKAhalKI.com , Langkat - Kembali tragedi pencabulan terhadap anak di dunia pendidikan kembali terulang di Kabupaten Langkat.

Belum hilang dari ingatan dan belum berprosesnya secara hukum kasus Guru honorer Marz (lk, 30) yang diduga mencabuli 4 orang siswanya di SD Negeri 056642 Dusun V Kampung Baru, Pangkalan Siata Kecamatan Pangkalan Susu.

Hal yang sama terulang kembali kali ini melibatkan Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 053982 Buluh Telang, Dusun Sido Bangun, Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tualang, Langkat berinisial SG yang diduga melakukan pencabulan terhadap anak didiknya AF (8) siswa kelas tiga SD tersebut.

Kasus ini telah dilaporkan Juliana (35) warga Buluh Telang, Padang Tualang orang tua AF ke Polres Langkat,Kamis (18/9/2018).

Juliana melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya dan telah di terima Polres Langkat melalui Laporan Polisi nomor LP/617/IX/2018/SU/LKT, tanggal 18 September 2018.

Dalam keterangannya di unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Langkat, Juliana bersama anaknya AF mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Senin, 10 September 2018 sekira pukul 08.00 WIB di ruang kepala sekolah.

Saat itu, jelasnya, anaknya keluar kelas karena tengah berlangsung pendidikan agama islam. Sebagaimana biasanya, setiap kali pelajaran agama islam, AF selalu keluar karena beda keyakinan.

Saat itulah SG memanggil AF ke ruang guru. Dengan sedikit kaget, AF pun bergegas menemui kepala sekolahnya. Begitu sampai di ruang guru, AF langsung diminta masuk ke ruang kepala sekolah.

"Hoi, hoi, kemari kamu!" teriak SG memanggil AF seperti yang ditirukan AF sendiri saat berada di ruang pemeriksaan PPA bersama ibunya Juliana.

Dalam ruangan berukuran sekitar 3x3 meter itu, AF hanya berdua saja dengan kepala sekolah. Walau sudah menjelaskan keberadaannya di luar kelas, namun kepala sekolah yang sudah berusia 45 tahun itu, tetap memintanya di dalam ruangan.

"Nanti kalau ada guru atau teman mu yang bertanya, bilang saja kamu sakit ya," ucap AF mengenang perkataan kepala sekolahnya waktu itu.

Karena takut, AF pun tak mampu menolak permintaan kepala sekolahnya itu. Ternyata, ketakutan dan keluguan bocah kelas 3 SD ini, dimanfaatkan SG untuk menyalurkan hasrat seksualnya.

"Waktu di dalam (ruang kepala sekolah) itu, kepala sekolah menyuruh saya buka baju semuanya, tapi saya tidak mau," tambah anak kedua dari empat bersaudara ini.

Masih AF, karena dia menolak membuka baju, kepala sekolah itu marah dan langsung menarik tubuh korban dan memaksanya untuk melakukan oral sex.

Tak sampai disitu, perbuatan biadao kepala sekolah ini terus berlanjut, ketika mulut AF tak mampu memenuhi permintaan pelaku. Tanpa kasihan, kepala sekolah ini mengoles-oleskan alat vitalnya ke seluruh wajah AF.

"Saya disuruh buka baju, tapi saya nggak mau. Lalu kepala sekolah menarik saya dan membuka celananya," ungkap AF.

Setelah selesai melampiaskan hasratnya, kepala sekolah itu mempersilahkan AF untuk keluar dari ruangannya. Dengan rasa takut, AF pun keluar meninggalkan ruangan orang nomor satu di sekolah tersebut.

Beruntung, perbuatan biadap Kepala Sekolah bejad di ketahui dikatahui bawahannya sendiri yang berada di ruangan guru tersebut. Hingga kejadian yang menimpa AF ini sampai ke telinga keluarganya.

Mengetahui AF menerima.perlakuan tidak senonoh dari kepala sekolahnya piha keluarga melaporkan hal tersebut kepada Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Langkat yang kemudian mendampingi keluarga AF mengadukan kejadian pelecehan seksual kepada anak ini ke Mapolres Langkat.

Ketua P2TP2A Kabupaten Langkat Ernis Safrin, sangat prihatin dengan kejadian ini, karena para pelaku merupakan pendidik yang seharusnya memberikan tauladan bukan malah amoral.

"Dengan tegas kita mengutuk perbuatan amoral pelaku dan meminta petugas kepolisian untuk menindak tegas dengan segara menangkap pelaku guna menghindari hal-hal tak diinginkan di tengah-tengah masyarakat," pintanya.

Sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi di Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu. Seorang guru honorer sekolah dasar, menggagahi empat orang muridnya di ruang kelas sekolah. Sampai saat ini pelaku masih berkeliaran tanpa proses hukum./ref

Komentar

Loading...